Jumat, 15 Januari 2010

Bi dam / Kim Nam Gil (QSD)

Seharusnya ia bisa menjadi pahlawan, hanya saja ia memilih pilihan yang salah. Itu kesimpulanku. Dia akhirnya tidak mendapatkan apapun yang ia inginkan, tidak takhta, Silla, maupun Deok Man yang sangat dicintainya.
Dia mendapatkan kepercayaan dan menghilangkannya. Dia mendapatkan kekuasaan dan kehilangan kekuasaan.

Dia bahkan tidak mendapat tempat dalam sejarah. Dia terlupakan dan namanya hanya disebut sebagai pemberontak. Too bad...tapi Bi Dam membuat kita belajar untuk memilih pilihan yang benar dalam hidup ini. Dan menentukan dengan siapa kita bergaul dan berteman karena Bi Dam selalu terdesak dengan kelompoknya.

Ada sesuatu yang menggelikan, lucu, menyedihkan, tapi juga menakutkan pada Bi Dam.

Perang Bi Dam (Bi dam's war) di Silla tahun 647

Menurut Takeda Yukio, ahli sejarah dari Jepang, adalah perang yang terjadi karena konflik internasional dan masalah internal administrasi. Perang yang terjadi karena perselisihan antara kekuatan yang ingin menurunkan Ratu dari takhta dengan kekuatan yang memihak Ratu.
Tapi ini juga karena pengaruh dari dinasti Tang di Cina yang menentang kekuasaan dipegang oleh Ratu.

Takeda menyebut kedua pihak ini adalah : yang tergantung dengan Tang (Bidam) dan yang ingin bebas dari Tang (Seondeok). Penyebabnya adalah satu pihak menerima campur tangan Tang, pihak lainnya menolak. (source : The Historical Science Society of Japan, Journal of Historical Studies, 2003)S

Ada legenda yang mengisahkan mengenai Jenderal Kim Yu Shin yang menggunakan layang-layang berapi untuk menakut-nakuti tentara pemberontak yang dipimpin BiDam dan Yeom Jong tahun 647. Ini adalah pertama kalinya dicatat tentang layang-layang di Korea. (source: International Science and Engineering Camp, 2006)

0 komentar:

Posting Komentar